Berbicara tentang NDP, yang terbesit dalam
pikiran adalah Nilai Dasar Pergerakan. Ketika muncul pertanyaan “Apa sih NDP
itu?”, maka sebagian besar akan menjawabnya: “Ya NDP itu adalah Nilai Dasar
Pergerakan.”
Rumusan yang terkandung di dalam NDP pada
dasarnya bukan hanya rangkaian kata pemanis retorika saat mengisi materi MAPABA
yang sudah menjadi ritual setiap tahun. NDP adalah sublimasi nilai-nilai
keislaman dan keindonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan Ahlussunnah wal
Jama’ah yang seharusnya sudah sering dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, selama ini NDP yang begitu sakral
hanya manis di ujung bibir tapi kosong dalam perbuatan. NDP sering diteriakkan
dalam keangkuhan berorganisasi yang lebih cenderung digunakan sebagai alibi
menaikkan gengsi, sementara pemahaman terhadap PMII dan nilai-nilai yang
mendasarinya tak pernah tuntas untuk dipahami dan dikejawantahkan dalam
kehidupan berorganisasi dan bersosial.
Perjalanan menuju terbentuknya NDP sungguh
merupakan perjuangan yang luar biasa, dan seharusnya ini menjadi pemicu
semangat kader PMII untuk menjalankan nilai-nilai tersebut seperti para
pendahulu yang berdarah-darah berjuang merumuskan NDP. Ada beberapa catatan
besar sebagai rentetan sejarah terbentuknya NDP selama 15 tahun yang sampai
sekarang menjadi Nilai Dasar Pergerakan PMII.
1. Mukernas
ke III di Bandung merupakan awal perumusan NDP tepatnya pada saat Ketum PB
dipegang sahabat Abduh Paddare (1973-1977).
2. Kongres
ke VII di Cibubur (1-4 April 1981) pembahasan kerangka-kerangka NDP yang pada
saat itu Ketum PB adalah sahabat Muhyidin Arubusman (1981-1984).
3. Kongres
ke VIII di Bandung (15-20 Mei 1985) pembahasan kerangka NDP oleh sidang komisi
I (organisasi) dengan Ketum PB pada saat itu adalah sahabat Surya Dharma Ali
(1985-1988). Dan pada bulan April terbentuk tim pembantu penyiap bahan NDP.
4. Tanggal
30 September 1987 terbentuk tim penyusun NDP dengan sahabat M. Najrul Falakh
S.H sebagai koordinator.
5. Finalisasi
pada Kongres ke IX (14-19 September 1988) di Wisma Haji Surabaya dengan SK No:
VIII/kong-PMII/IX/’88. yang pada saat yang sama sahabat M Iqbal Assegaf
terpilih sebagai Ketum PB dengan Sekjen Drs. Abdul Malik Ahmad.
15 tahun merupakan waktu yang sangat
panjang untuk menemukan rumusan terbaik untuk perjalanan PMII ke depan. Bukan
hanya sebagai bentuk karya melainkan sebagai ruh dan pembangkit ghiroh para
kader PMII. Bahkan lebih jauh dari itu, rumusan yang kemudian disebut NDP ini
telah menjadi sumber kekuatan ideal-moral aktivitas kader PMII, sebagai pusat
argumentasi, pengikat kebenaran dan kebebasan berpikir, berucap dan bertindak
para kader PMII.
PENGERTIAN,
FUNGSI DAN KEDUDUKAN NDP
NDP diartikan sublimasi nilai ke-Islaman
dan ke-Indonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan Ahlussunnah wal Jama’ah yang
menjiwai berbagai aturan, memberi arah dan mendorong serta penggerak
kegiatan-kegiatan PMII.
Secara garis besar, fungsi NDP adalah
sebagai landasan berpijak, landasan berfikir, dan sumber motivasi. Namun,
beberapa fungsi ini dapat dikembambangkan menjadi:
Pertama, fungsi Sebagai
Kerangka Refleksi. NDP bergerak dalam perumusan ide-ide, paradigma,
nilai-nilai yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran ideal. Ideal-ideal
itu menjadi sesuatu yang mengikat, absolut, total, universal berlaku menembus
ruang dan waktu (muhkamat, qoth’i). Karenanya, kerangka refleksi ini
menjadi moralitas sekaligus tujuan absolut dalam mendulang capaian-capaian
nilai seperti kebenaran, keadilan, kemerdekaan, kemanusiaan, dan sebagainya.
Kedua, sebagai Kerangka Aksi. NDP
bergerak dalam kerja-kerja nyata, aktualisasi diri, pembelajaran sosial yang
akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran faktual. Kerangka ini memungkinkan
warga pergerakan menguji, memperkuat atau bahkan memperbarui
rumusan-rumusan kebenaran dengan historisitas atau dinamika sosial.
Ketiga, fungsi Kerangka Ideologis.
Yaitu, menjadi pijakan atau landasan bagi pola pikir dan tindakan kader secara
bersama-sama. Selain itu, juga memberikan dialektika antara konsep dan realita
yang mendorong proses kreatif di internal kader secara menyeluruh sebagai insan
pergerakan yang aktif terlibat menggagas dan proaktif memperjuangkan perubahan
sosial yang diangankan secara bersama-sama secara terorganisir.
KEDUDUKAN NDP
1. Sumber kekuatan ideal-moral dalam berbagai
aturan dan kegiatan PMII.
2. Landasan, pusat argumentasi dan dasar pembenar dalam berpikir, bersikap, dan berprilaku.
RUMUSAN
NILAI DASAR PERGERAKAN
1.
TAUHID. Yaitu meng-Esakan Allah SWT. Ini
merupakan nilai paling asasi yang dalam sejarah agama samawi telah terkandung
sejak awal keberadaan manusia. Pada titik ini kita yakin dan percaya bahwa
Allah adalah satu dan tidak ada sekutu baginya. Tauhid adalah puncak keimanan
yang meyakinkan dengan hati, mengucapkannya dengan lisan serta mengamalkan
dengan perbuatan.
2.
Hubungan Manusia dengan Allah. Manusia
sebagai ciptaan Allah, terdapat dua pola hubungan manusia dengan Allah, yaitu
pola yang didasarkan pada kedudukan manusia sebagai khalifah Allah dan sebagai
hamba Allah.
3.
Hubungan Manusia dengan Manusia. Hubungan
antar manusia tercakup dalam persaudaraan antar insan pergerakan, persaudaraan
sesama Islam, persaudaraan sesama warga bangsa dan persaudaraan sesama ummat
manusia. Tidak ada yang lebih dan berbeda kecuali ketakwaan di hadapan Allah.
4. Hubungan
Manusia dengan Alam. Hubungan manusia dengan alam ditunjukan dengan cara-cara
memanfaatkan alam dan memakmurkan bumi sebagai obyek dan wahana dalam bertauhid
dan menegaskan dirinya.
Empat
rumusan yang terkandung dalam NDP ini kemudian didistribusikan dalam tiga
bentuk implementasi nilai, yaitu:
1.
Tri Motto PMII: Dzikir, Fikir, dan Amal
Shaleh.
2. Tri
Khidmat PMII: Taqwa, Intelektual, dan Profesional.
3. Tri Komitmen PMII: Kebenaran, Kejujuran, dan Keadilan.