Salabi -->

Advertisement

Salabi

Latif Fianto
Friday, April 14, 2017


Lelaki itu, yang kutahu bernama Salabi ketika seorang teman membisiku selagi minum kopi, menatap layar televisi dengan kedua mata yang hampir tidak berkedip. Ada suara Iwan Fals sedang melakukan konser besar di dalam sebuah layar ponsel, menyanyikan lagu "Bento". Di meja sebelah, empat orang laki-laki bermain domino, yang kalah berdiri, sambil minum air sebanyak-banyaknya. Di meja sebelahnya lagi, tiga orang laki-laki sedang duduk dengan mata berkonsentrasi pada layar ponsel yang dipegangnya. Sedangkan di hadapan Salabi, dua orang sedang berbicara tentang warna kopi dan warna mata seorang perempuan. Katanya, kenapa perempuan kalau menangis matanya merah dan basah. Dan Salabi, dengan riuh suara yang menderu, tidak dapat mendengar suara tayangan televisi yang sedang ditontonnya.
Karena tidak mendengar apa pun - suara-suara terlalu ramai sehingga bingung yang mana yang harus didengar - Salabi memperhatikan gelas kosong di atas meja. Ada empat gelas dan masing-masing sudah tak berisi. Salabi menduga, pasti gelas-gelas itu mengalami kebocoran serius. Atau ada jin dan iblis yang tiba-tiba datang dan ikut meneguk isi gelas-gelas itu. Kalau itu yang terjadi, Salabi berpikir, sudah pasti di dunia ini banyak iblis dan jin yang mampu menghabiskan isi gelas-gelas yang ada di dunia. Mereka, pikir Salabi, pasti juga suka menghasut hati manusia untuk saling membenci.
Salabi melepas pandang ke arah jalan. Dia melihat seorang perempuan bertubuh gempal masuk. Dia menduga, pasti sudah ada jin yang menghasut perempuan itu untuk makan apa pun, sehingga tubuhnya melebar, dan itu membuatnya semakin jelek, meski sudah memoles bibirnya dengan lisptik warna sensual. Salabi menatap perempuan itu. Matanya seperti sedang melakukan sensor cepat dan dia dapat membaca seluruh yang ada pada tubuh perempuan itu.
Perempuan itu kebetulan melihat ke arah Salabi. Salabi pura-pura membuang muka dan kaget ketiga perempuan mirip ikan paus itu mendekat dan berceloteh serupa burung beo.
"Kau menatapku, ya?" tanya perempuan itu kepada Salabi.
Salabi menggeleng. "Tidak. Aku menatap jin yang ada di dalam tubuhmu."
Perempuan itu melengos, lalu melangkah mendekati pelayan.
Salabi tidak tertarik memeperhatikan perempuan itu. Dia kembali menatap gelas-gelas yang ada di depannya. Ada tutup cangkir yang tergeletak dan diciumi angin. Ada puntung rokok, kunci motor dan tas cangklong. Ketika menatap gelas-gelas kosong itu Salabi teringat sesuatu. Malam ini malam Jumat, dia membatin. Gelas-gelas kosong harus segera diisi sebelum petang habis.
Dengan wajah riang Salabi beringsut dari kursi. Dibayangkannya rumah dan dua anaknya yang masih kecil. Dan terakhir dia membayangkan istrinya. Namun, bayangan itu tidak terlalu kuat dan sedikit kabur. Salabi mulai ragu untuk pulang ke rumah. Sebab, ketika nanti dia tiba di depan pagar, dengan sangat jelas dia akan membaca sebuah tulisan menempel di pagar: Rumah Ini Dijual
Malang, 13 April 2017