Tuan-tuan, ini bukan tulisan mengulas tema berat. Saya menulisnya dengan tersenyum sambil membayangkan wajah pacar saya yang semakin suka mendengar saya tertawa renyah. Tulisan ini seringan tema-tema cinta, makanan, dan baju-baju yang terhampar luas tidak laku. Seringan hati yang semakin cinta saat ibu belum merestui hubungan cinta sepasang kekasih.
Suatu waktu, saya berbincang-bincang dengan guru saya. Saya bilang, beberapa novel dengan penulis yang berhasil menembus pasar internasional selalu saja ada tema-tema yang mengurai tentang sesuatu yang masih dianggap tidak sopan dalam adat ketimuran: eksplorasi seksualitas dalam novel. Sementara novel-novel dengan tema dan uraian cerita yang menggunakan pemilihan bahasa sopan dan santun, termasuk menyandarkan setiap solusi permasalahan terhadap dalil-dalil agama, yang cukup laku di dalam negeri bahkan ditampilkan dalam versi film, belum juga menembus pasar internasional. Kecuali beberapa Novel seperti Ayat-Ayat Cinta dan beberapa lainnya yang sempat fenomenal itu.
Guru saya menjawab kurang lebih seperti ini: seni itu jiwa. Menikmatinya di luar logika. Ketika seseorang membaca sebuah cerita atau memperhatikan sebuah lukisan, dan ia masuk di dalamnya, itu tidak bisa dilogikakan. Seorang pembaca atau penikmat seni yang tanpa sadar telah masuk dalam sebuah cerita yang dibacanya, berarti unsur kausalitas cerita tersebut sangat kuat. Unsur kausalitas menjadi hal penting dalam sebuah cerita. Ketika Cinta dalam AADC2 harus kembali menerima Rangga setelah pria itu pergi tidak jelas tanpa ada kabar, sementara dirinya telah memiliki tunangan dan sudah semakin dekat untuk melangkah ke pelaminan, maka Rangga harus memiliki alasan (sebab) yang kuat untuk diterima kembali oleh Cinta. Awalnya semua penonton di bioskop tidak terima dengan sikap Rangga yang pergi tanpa alasan yang jelas lalu tiba-tiba ingin kembali ke pelukan Cinta. Tetapi ketika Rangga menjelaskan alasan itu dengan alasan yang sangat kuat, Cinta tidak bisa berbuat apa-apa dan penonton yang memenuhi gedung bioskop hanya melongo tanpa peduli seekor nyamuk masuk ke dalam mulut mereka. Alhasil, alasan Rangga (dan mungkin sikap tunangan Cinta yang tidak dewasa) mampu meyakinkan Cinta memutuskan tali pertunangan itu.