Foto by @aulia_alver
“Mereka
saling mengamati. Di setiap tatapan mata. Lekuk hidung. Garis bibir. Lebat alis.
Setiap embusan napas. Mereka mengamati satu sama lain. Seperti sepasang kekasih
yang terpisah oleh jarak dan waktu, lalu bertemu di sebuah pulau terpencil,
jauh dari kebisingan kota. Tempat segala perasaan kini bertemu. Pada mulanya
membeku, lalu mencair. Mereka berbicara seperti gerak selembar daun yang
gemulai, jatuh di luar rimbunan kata-kata.”
Luka
tidak pernah meminta untuk dilahirkan dalam keyakinan tertentu. Aqila tidak
pernah berencana untuk jatuh cinta pada Luka yang berbeda keyakinan dengannya. Mereka
memang tidak punya kuasa atas apa yang terjadi di luar permintaan dan rencana
mereka. Tapi mereka bisa memilih; mendobrak batas itu atau mengalah, dan
menerima apa pun konsekuensi yang menyertainya.
Batas
Sepasang Kekasih (Penerbit Basabasi, 2018). Begitulah novel pertama saya itu
diberi judul. Sebuah upaya merekam dan menulis kembali setiap hal-hal kecil
yang luput dari perhatian, yang menggelisahkan. Dan sepertinya hanya dengan menceritakannya
kembali dalam bentuk tulisan setiap kegelisahan sedikit demi sedikit dapat terobati.
Novel
itu bisa dibeli di toko buku Togamas dan beberapa toko buku daring, termasuk di
market place online, seperti Shopee, Tokopedia, dan lain-lain.